Rabu, 27 Mei 2009

Semarang Tempoe Doeloe


Mesdjit Besar Aloon-aloon 1890an

Semarang merupakan satu-satunya kota di Jawa yang tidak memiliki Alun-alun. Daerah yang sekarang ditempati kompleks Pasar Johar sebelum tahun 1960an merupakan Alun-alun yang merupakan lapangan untuk pawai militer juga. Di foto ini kita melihat pawai kavalari dan infanteri KNIL. Tuan-tuan besar sedang melihat pawai nya dari tribun kehormatan yang di podium. Antara mereka pasti terdapat G.I.Blume, Asisten Residen Semarang pada waktu itu dan Bupati Semarang Raden Toemenggoeng Tjokrodipoero. Tuan-tuan yang kurang besar berdiri di latar depan. Mereka pakai topi tinggi dan tongkat. Rakyat Semarang sedang melihat pawai dari belakang pakar di latar kanan. Alun-alun ada beberapa tiang lampu. Jaman itu belum ada listrik. Lampu nya memakai gas. Sepur kereta trem melewati Alun-alun juga. Di depan ada tempat perhentian trem yaitu “Halte Aloon-aloon”.

Kita bisa melihat sesuatu gedung dengan kisi-kisi. Itu penjara lama yang berlokasi di depan Masjid Besar yang juga dikenal dengan sebutan Masjid Kauman. Pada tahun 1741 suatu masjid dibangun di suatu kawasan yaitu kawasan dimana sekarang berdiri Masjid Besar Semarang. Itu merupakan masjid paling besar di Semarang yang akhirnya mengabadikan nama Kyai Adipati Surohadimenggola II sebagai pendiri pertama Masjid Besar. Hasil pembangunan masjid itu hanya dinikmati dalam waktu singkat karena masjid tersebut terbakar pada tahun 1883. Pembangunan masjid baru diselesaikan pada tahun 1890. Di foto ini gedung masjid masih sangat baru. Di latar belakang cerobong memuntahkan asap hitam. Jaman itu Semarang sudah punya pabrik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar